Mau Tahu Siapa Biang Kerok Kerusuhan Tanjung Balai ???,, Dimata Sesama Tionghoa Arogan...
Kerusuhan Tanjung Balai dipicu oleh sikap seorang warga Tionghoa yang memaki maki Mu"adzin ( orang yang mengumandangkan adzan ), Dia adalah Herlina (46) (di media lain bernama Meliana,red.), istri dari Hong Tui warga Jalan Karya, Kelurahan Tanjungbalai 1, Kecamatan Tanjungbalai Selatan, yang disebut-sebut sebagai pemicu pembakaran Kelenteng, rumah ibadah warga Tionghoa di Tanjungbalai, Jumat malam hingga Sabtu dinihari (30/7/2016). Keterangan yang diperoleh, Herlina, seorang ibu tiga anak itu, disebut-sebut sempat memaki seorang imam yang sedang mengumandangkan adzan salat Isa di masjid Al Maksum.
Menurut Kadek, Ketua KNPI Kecamatan Tanjung Balai Utara, awalnya kasus ini tidak sampai meluas. Karena jamaah masjid sudah mencoba menyelesaikannya dan memanggil pihak kepolisian. “Bahkan perempuan itu sudah dibawa ke kantor polisi. Tapi sekitar pukul 22.30 WIB, massa semakin banyak lalu merusak rumahnya,” beber Kadek.
Informasi yang diterima Kadek, sikap perempuan tersebut bukan kali ini saja. Sebelumnya, di bulan Ramadhan, dia juga berulah dengan marah-marah saat suara adzan berkumandang di masjid.
“Yang saya dengar dia tidak mengalami gangguan jiwa. Normal dan sehat. Tak tau juga alasannya kenapa sampai marah-marah dengar suara adzan,” jelasnya.
Sejauh ini belum diperoleh keterangan alasan Herlina bersikap seperti itu. Namun akibat perbuatannya, situasi Kota Tanjungbalai saat ini masih mencekam. Hampir seluruh rumah ibadah warga Tionghoa Tanjungbalai dirusak dan dibakar massa.
Herlina tidak hanya dinilai arogan oleh warga pribumi tapi juga oleh sesama etnis Tionghoa, Kalau orang Tionghoa disini bilang, Meliana itu orang kaya baru, sombong dia,” ujar Sahrir Tanjung, warga Kelurahan Tanjungbalai Kota 1 yang rumahnya tak jauh dari kediaman Meliana, saat ditemui, Senin (01/08/2016) lalu.
Bahkan, kata Sahrir, para tetangga keturunan Tionghoa yang tinggal sekitar rumah Meliana sempat mengatakan padanya untuk menyerahkan Meliana kepada mereka saja.
“Keluarkan Meliana itu pak, biar kami yang menghukum dia,” ucap Sahrir menirukan.
“Itu orang Tionghoa sendiri yang bilang, bisa dipanggil orangnya (untuk dibuktikan),” tambahnya.
Namun, saat hidayatullah.com mencoba mengkofirmasi hal tersebut. Tidak ada tetangga Meliana yang juga keturunan Tionghoa yang bisa ditemui, dengan keadaan pagar rumah yang selalu terkunci
Sahrir melanjutkan, pernah suatu ketika Meliana berjualan, tidak banyak warga yang mau membeli ditempatnya.
“Pernah dia jualan makanan, tapi banyak yang tak mau membeli,” tukasnya.
Terkait kabar yang mengatakan bahwa Meliana menderita stress akibat bisingnya suara Azan, Sahrir menyangsikan hal itu. Menurutnya kabar itu dinilai hanya alibi untuk meringankan kasus yang menimpanya.
“Ah tidak betul itu, itu alibi dia. Coba tanya sama orang Tionghoa disini, ada yang bilang itu supaya dia ringan,” paparnya.
Bahkan, Sahrir menceritakan, sebelum rumah yang berada di depan masjid Al-Makshum itu ditempati Meliana, penghuni sebelumnya bernama Ayong, tidak pernah keberatan dengan adanya aktivitas dari pelantang masjid.
“Si Ayong tidak pernah komplain. Malah suka dia,” ucapnya.
Ia menjelaskan, bahwa suami Meliana memang seorang toke (juragan) ikan asin di Tanjungbalai.
Tapi tidak mentang- mentang juragan bisa seenak dan semaunya bermasyarakat, tanpa toleransi dan saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar